Pages

Selasa, 13 November 2012

Siapakah Salafi-Wahabi ?



Tulisan ini tidak bermaksud memecah-belah ummat atau menebarkan fitnah terhadap seorang yang dianggap Ulama atau dianggap berjasa terhadap Islam, tapi justru meluruskan siapa sebenarnya yang menjadi pemecah-belah ummat, dan menghancurkan Islam dari dalam atas nama Islam, dan agar jelas bagi siapa yang masih berada dalam ketidak-jelasan dan penuh dengan kesamaran, dan mengetuk pintu hati mereka yang selama ini hatinya tertutup dan menutupi dari kebenaran, hanya Allah yang maha tahu setiap isi hati, dan Allah pula-lah yang akan membalas setiap keburukan. innalillah wainna ilaihi raji’un.
kami awali tulisan ini dengan mengutip satu Sabda Rasulullah SAW berikut ini :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا قَالَ قَالُوا وَفِي نَجْدِنَا قَالَ قَالَ هُنَاكَ الزَّلَازِلُ وَالْفِتَنُ وَبِهَا يَطْلُعُ قَرْنُ الشَّيْطَانِ
“Ya Allah berilah keberkatan kepada kami, pada Syam kami dan pada Yaman kami”. Para sahabat berkata “dan juga Najd kami?”. Beliau bersabda “disana muncul kegoncangan dan fitnah, dan disanalah akan muncul tanduk setan”[Shahih Bukhari 2/33 no 1037]

Siapakah Salafi Wahabi ….?
Inilah yang banyak dipertanyakan, bahkan Wahabi pun ikut-ikutan bertanya siapakah Wahabi, agar tidak ketahuan belangnya, apakah Wahabi hanya nama fiktif …? apakah itu hanya tuduhan kuffar …? apakah itu fitnah musuh-musuh Tauhid …? pelecehan atau penghinaan …? atau ternyata itu benar adanya.
Sekte Wahabi [Wahabiyah] ini dinisbahkan kepada ajaran Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab an- Najdi. Lahir tahun 1115 H/1703 M dan wafat tahun 1206 H.
Syaikh Sulaiman ibnu Abdil Wahhab an-Najdi yakni saudara kandung Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab an- Najdi, tentu lebih tau tentang saudaranya tersebut dan menulis dua kitab tentangnya yaitu “As-Shawa’iqul Ilahiyah fi Raddi ‘ala Wahhabiyah” dan “Fashlul Khithab fi Raddi ‘ala Muhammad bin Abdil Wahhab”
Syaikh Sulaiman ini termasuk Ulama di masa itu, beliau mengatakan : “Sekarang, orang-orang telah ditimpa bala’ (bencana) dengan seorang yang mengaitkan dirinya dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah, mempelajari ilmu tanpa menghiraukan siapapun yang menyelisihinya. Siapa yang menyelisihinya adalah kafir menurutnya, sementara ia tidak memiliki satu syarat pun dari syarat-syarat Ijtihad bahkan sepersepuluh syaratnya pun tidak ia miliki, tapi ajarannya diterima oleh orang bodoh”.
Lebih lanjut Syakh Sulaiman ibnu Abdil Wahhab membeberkan semua kebodohan saudara nya yang sangat ia khawatirkan itu, beliau berkata :
bahwa saudara nya itu cuma belajar sedikit ilmu agama dari beberapa gurunya termasuk ayahnya sendiri, dia gemar membaca kisah para pengaku kenabian, seperti Musailamah al-Kazzab, Sujah, Aswad al-’Ansi dan Thulaihah al-Asdi. Sejak ia belajar telah tampak gelagat penyimpangan besar, sehingga ayahnya dan para gurunya mengingatkan masyarakat akan bahaya penyimpangan Ibnu Abdil Wahhab. Mereka bertutur, “Anak ini akan tersesat dan akan menyesatkan banyak orang yang Allah sengsarakan dan jauhkan dari rahmat-Nya”.
Pada tahun 1143-H, Muhammad ibnu Abdil Wahhab menampakkan ajarannya kepada aliran baru, akan tetapi ayahnya bersama para masyaikh, guru-guru besar di sana [Huraimala’] berdiri tegak menghalau kesesatannya itu, Mereka menbongkar kebatilan ajaran Muhammad ibnu Abdil Wahhab, Ajarannya tidak diterima, sehingga ketika ayahnya wafat pada tahun 1153 H, ia mulai leluasa mendakwahi ajarannya. Ia mulai menyuarakan kembali ajarannya di kalangan para awam yang lugu dan tak tau banyak tentang agama, maka sekelompok orang awam menerima ajakannya dan mendukungnya, tapi karena kelahiran sekte sempalan ini, masyarakat di sana bangkit dan hampir saja membunuhnya [Ibnu Abdil Wahhab], Ia kembali ke kota ‘Uyainah [kota lahir nya]. Di sana ia mendekatkan diri kepada raja kota tersebut, ia menikah dengan saudara perempuan sang raja tersebut. Di sana ia memulai kembali menyeru kepada bid’ah yang ia cetuskan itu, tetapi tidak lama kemudian, masyarakat ‘Uyainah keberatan dengan ajarannya, mereka mengusirnya dari kota tersebut, Ia pergi meninggalkan ‘Uyainah menuju Dir’iyyah (sebelah timur kota Najd), sebuah daerah yang dahulu ditinggali oleh Musailamah al kazzab yang mengaku-ngaku sebagai nabi itu,
Di kota tersebut, ia mendapat dukungan dari rajanya yaitu Muhammad ibn Sa’ud, dan masyarakat di sana menyambut ajarannya dengan hangat, demikian penuturan dari saudara kandung nya sendiri.
Wahabi sungguh benar sebuah nama bagi ajaran Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab, bukan sebuah nama fiktif atau sebutan penghinaan, berikut bukti pengakuan dari Syaikh Wahabi yakni Ibnu Baz dalam kitab Fatawa Nur ‘ala al-darb pada soal yang ke 6 sebagai berikut :
س 6 – يقول السائل: فضيلة الشيخ، يسمي بعض الناس عندنا العلماء في المملكة العربية السعودية بالوهابية فهل ترضون بهذه التسمية؟ وما هو الرد على من يسميكم بهذا الاسم؟
“Soal ke 6 – Seseorang bertanya kepada Syaikh : Sebagian manusia menamakan Ulama-Ulama di Arab Saudi dengan nama Wahabi [Wahabiyyah], adakah antum ridho dengan nama tersebut ? dan apa jawaban untuk mereka yang menamakan antum dengan nama tersebut ?”
Syaikh Ibnu Baz menjawab sebagai berikut :
الجواب: هذا لقب مشهور لعلماء التوحيد علماء نجد ينسبونهم إلى الشيخ الإمام محمد بن عبد الوهاب رحمة الله عليه
“Jawab : Penamaan tersebut masyhur untuk Ulama Tauhid yakni Ulama Nejed [Najd], mereka menisbahkan para Ulama tersebut kepada Syaikh Muhammad ibnu Abdil Wahhab.
dan bahkan Ibnu Baz memuji nama tersebut, ia berkata :
فهو لقب شريف عظيم
“Dianya (Wahhabiyah) adalah panggilan yang sangat mulia dan sangat agung”.
Tetapi fakta sekarang justru Wahabi merasa tersinggung bila di sebut Wahabi, mereka anggap nama itu nama yang sangat jelek, mungkin karena sejarah berdarah mereka, sejarah kelam mereka, atau mungkin karena menghindar dari ulama sejagat menggugat Wahabi, akhirnya ganti nama dengan Salafi, padahal sangat bertentangan dengan pemahaman para ulama salaful ummah, Allah-lah yang tahu apa sebenarnya alasan mereka tidak lagi menerima nama Wahabi ini.
Sekilas Ciri-Ciri Salafi Wahabi
-Diantara sekte mereka yang sering mereka gunakan untuk memperdaya ummat, sebagai berikut :
1. Membagikan Tauhid kepada 3 Kategori yakni Rububiyyah, Uluhiyyah, dan Asma’ was-Sifat.
2. Sering bertanya di mana Tuhan.
3. Meyakini Tuhan punya Tangan (anggota badan).
4. Meyakini Tuhan punya Muka (wajah asli).
5. Meyakini Tuhan punya arah dan tempat dan berada (bersemayam) di atas ‘Arasy.
6. Meyakini Tuhan punya lambung/rusuk.
7. Meyakini Tuhan turun dari ‘Arasy ke langit di malam hari.
8. Meyakini Tuhan punya betis.
9. Meyakini Tuhan punya jari-jemari.
10. Mendakwa dirinya ber-Manhaj Salaf dalam aqidah (tapi sangat bertentangan dengan aqidah Ulama Salaful ummah).
11. Memahami Nash-Nash Mutasyabihat menurut terjemahan bebas, tanpa merujuk ke kitab Ulama.
12. Mengkafirkan pengikut Imam Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi (dua Imam Ahlus Sunnah Waljama’ah).
13. Mengkafirkan Sufi, dan menganggap Tasawwuf bukan ajaran Islam.
14. Sangat anti dengan sifat 20 pada Allah ta’ala.
15. Menuduh Imam Abu Hasan Asy’ari telah bertobat dari aqidah Asy’ariyah yang di yakini oleh kebanyakan ummat dan para Ulama terdahulu.
16. Menolak Ta’wil dalam bab Mutasyabihat.
17. Menuduh Ayah dan Ibu Rasulullah kafir dan tidak akan selamat dari Neraka.
18. Menuduh syirik Tawassul, Tabarruk dan Istighatsah dengan para Anbiya, Aulia dan Shalihin.
19. Sering mengajak kembali ke Al-Quran dan Sunnah dengan meninggalkan ilmu yang telah di wariskan oleh Ulama.
20. Sangat anti dengan pendapat Imam Madzhab dan pengikut Madzhab.
21. Mudah membid’ah-sesatkan amalan yang tidak sharih dan shahih menurut mereka.
22. Menuduh Maulid itu Tasyabbuh dan Sesat.
23. Menuduh Tahlilan, Yasinan itu Tasyabbuh dan Sesat.
24. Menyamakan orang baca Al-Quran di kuburan dengan penyembah kubur.
25. Menamakan diri dengan Salafi dan tidak mengakui nama Wahabi, seolah-olah Wahabi itu hanya fiktif.
Dan masih sangat banyak lagi ajaran-ajaran yang di susupi oleh mereka ke dalam Islam, dan ingat bahwa setiap sekte itu pasti berdalil dengan Al-Quran dan Hadits, tapi semua nya sangat jauh dari Al-Quran dan Sunnah Rasulullah menurut pemahaman Sahabat dan para Ulama. Semoga kita semua selalu terpelihara dari bahaya pemahaman mereka, wallahul musta’an.

yang menyatakan kebenaran
Ustaz Syed Faiz Al-Idrus As-Sayyid Faez Al 'Aydrus السيد احمد فائزالعيدروس
الله موجود بلا مكان ولا تحيز في أي جهة
Aqidah di dahulukan,
Syari'ah menjadi amalan
Membangun mengikut Islam

2 ulasan:

  1. Ha ha ha, ini lelucon apa Kok Wahabi seperti itu kebencian mendahului fakta namanya

    BalasPadam
  2. Ini syed tak boleh pakai, goblog and sesat.

    BalasPadam