Pages

Ahad, 21 April 2013

Nikmat daripada ALLOH الإجازة

 ♥(هَذَا مِن فَضْلِ رَبِّي)♥







USTAZ SYED AHMAD FAIZ BERSAMA TUAN GURU DATO' BENTARA SETIA NIK ABDUL AZIZ DALAM PENYAMPAIAN SIJIL HAFIZ AL-QURAN DI BALAI ISLAM LUNDANG.


Manaqib Al-HaBiB AbU aL-HaSaN aS-SyAzuLi Al-HaSaNi ♡♥♥


Sayyidina Syeikh Abul Hasan Ali bin Abdullah bin Abdul Jabbar Asy Syadzili Al Maghribi Al-Hasani Al Idrisi lahir di Ghamarah, desa dekat Sabtah, Maroko, Afrika Utara pada tahun 591 H / 1195 M.Berikut ini nasab Abu Hasan Asy-Syadzili: Abul Hasan, bin Abdullah Abdul Jabbar, bin Tamim, bin Hurmuz, bin Hatim, bin Qushay, bin Yusuf, bin Yusya', bin Ward, bin Baththal, bin Ahmad, bin Muhammad, bin Isa, bin Muhammad, bin Hasan, bin Ali bin Abi Thalib suami Fatimah binti Rasulullah SAW.


Di Fitnah nasab beliau tidak bersambung dengan nasab Sayyiduna Nabi S.A.W






Di Zaman beliau Nuqoba' Asyraf di mesir tidak meyakini dan meragui tentang nasab beliau, sehingga pelbagai fitnah yang menimpa terhadap beliau,kerana ramai yang tidak berpuas hati dengan beliau . Bila di tanyakan kepada beliau oleh murid beliau Sayyidi Abul Abas Mursi, Al-Syaikh Abul Hasan al-Syadzili menjawab :
كفي باءقرار سيدنا النبي
لاَ يَكْمُلُ عَالِمٌ فِي مَقَامِ الْعِلْمِ حَتَّى يُبْلَى بِأَرْبَعٍ : شَمَاتَةِ اْلأَعْدَاءِ ، وَمَلاَمَةِ اْلأَصْدِقَاءِ ، وَطَعْنِ الْجُهَّالِ ، وَحَسَدِ الْعُلَمَاءِ ، فَإِنْ صَبَرَ جَعَلَهُ اللهُ إِمَامًا يُقْتَدَى بِهِ. " Manusia tidak mengakui, itu tidak mengapa, asal sahaja Sayyiduna Muhammad S.A.W yang mengakuinya, Memadai dengan pengakuan Baginda S.A.W.Seorang ‘alim tidak akan sempurna keilmuannya sehingga dia diuji dengan empat hal; 1) dimaki oleh musuh-musuhnya, 2) dicela oleh teman-temannya, 3) dicacat oleh orang-orang bodoh, 4) diiri oleh orang-orang pandai. Maka barangsiapa yang sabar menghadapi ujian-ujian ini, niscaya Allah akan menjadikannya sebagai imam(pemimpin) yang diikuti. " Takdir Allah Ta'ala, seorang sayyid bermimpi berjumpa Baginda S.A.W. Lalu si sayyid itu bertanya " يا رسول الله, هل شذولي من ذريتك؟؟ Ya RosuluLLAH, Adakah Abul Hasan Syazuli itu zuriyyat mu??" Sabda Sayyiduna Muhammad S.A.W " نعم, ومن تعلق بالجزء فقد تعلق بالكل" "Ya beliau zuriyyatku, dan siapa berpegang dengannya maka sungguhnya berpegang ia akan aku".Keistimewaan nasab ini tampak dalam budi pekerti beliau yang indah lagi terpuji dan mengagumkan banyak orang, sehingga mereka banyak mengambil pelajaran dan hikmah dari beliau.




Perjalanan Sufi Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a.



Suatu ketika saat berkelana beliau berkata dalam hati, “Ya Allah, Bilakah aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur?” Kemudian terdengarlah suara, “Kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja” Beliau berkata lagi, “Bagaimana saya bisa begitu, padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para Nabi, Ulama dan Raja?” Kemudian terdengar suara lagi, “Jika tidak ada Nabi, kamu tidak akan mendapat petunjuk, jika tidak ada Ulama kamu tidak akan bisa ikut bagaimana caranya beribadah, jika tidak ada Raja kamu tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-Ku yang kuberikan hanya untukmu”.
Asy-Syadzili berkulit sawo matang, berbadan kurus, perawakannya tinggi, pipinya tipis, jari-jari kedua tangannya panjang, dan lidahnya fasih serta perkataannya baik. Dia tidak terlalu membatasi diri dalam makan dan minum. Dia selalu mengenakan pakaian yang indah setiap kali memasuki masjid. Dia tidak pernah terlihat memakai baju-baju bertambalan sebagaimana yang dipakai oleh sebagian sufi, bahkan selalu mengenakan pakaian bagus. Dia menyukai kuda, memelihara, dan menungganginya







Syadziliyah adalah nama suatu desa di benua Afrika yang merupakan nisbat nama Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. Beliau pernah bermukim di Iskandar sekitar tahun 656 H. Beliau wafat dalam perjalanan haji dan dimakamkan di padang Idzaab Mesir. Sebuah padang pasir yang tadinya airnya asin menjadi tawar sebab keramat Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. Beliau belajar ilmu thariqah dan hakikat setelah matang dalam ilmu fiqihnya. Bahkan beliau tak pernah terkalahkan setiap berdebat dengan ulama-ulama ahli fiqih pada masa itu. Dalam mempelajari ilmu hakikat, beliau berguru kepada wali quthub yang agung dan masyhur yaitu Syekh Abdus Salam Ibnu Masyisy, dan akhirnya beliau yang meneruskan quthbiyahnya dan menjadi Imam Al-Auliya’. Peninggalan ampuh sampai sekarang yang sering diamalkan oleh umat Islam adalah Hizb Nashr dan Hizb Bahr, di samping Thariqah Syadziliyah yang banyak sekali pengikutnya. Hizb Bahr merupakan Hizb yang diterima langsung dari Rasulullah saw. yang dibacakan langsung satu persatu hurufnya oleh beliau saw. Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. pernah ber-riadhah selama 80 hari tidak makan, dengan disertai dzikir dan membaca shalawat yang tidak pernah berhenti. Pada saat itu beliau merasa tujuannya untuk wushul (sampai) kepada Allah swt. telah tercapai. Kemudian datanglah seorang perempuan yang keluar dari gua dengan wajah yang sangat menawan dan bercahaya. Dia menghampiri beliau dan berkata, ”Sunguh sangat sial, lapar selama 80 hari saja sudah merasa berhasil, sedangkan aku sudah enam bulan lamanya belum pernah merasakan makanan sedikitpun”. Suatu ketika saat berkelana, beliau berkata dalam hati, “Ya Allah, kapankah aku bisa menjadi hamba-Mu yang bersyukur?”. Kemudian terdengarlah suara, “Kalau kamu sudah mengerti dan merasa bahwa yang diberi nikmat hanya kamu saja”. Beliau berkata lagi, “Bagaimana saya bisa begitu, padahal Engkau sudah memberi nikmat kepada para Nabi, Ulama dan Raja?”. Kemudian terdengarlah suara lagi, “Jika tidak ada Nabi, kamu tidak akan mendapat petunjuk, jika tidak ada Ulama kamu tidak akan bisa ikut bagaimana caranya beribadah, jika tidak ada Raja kamu tidak akan merasa aman. Itu semua adalah nikmat dari-Ku yang kuberikan hanya untukmu”. Beliau pernah khalwat (menyendiri) dalam sebuah gua agar bisa wushul (sampai) kepada Allah swt. Lalu beliau berkata dalam hatinya, bahwa besok hatinya akan terbuka. Kemudian seorang waliyullah mendatangi beliau dan berkata, “Bagaimana mungkin orang yang berkata besok hatinya akan terbuka bisa menjadi wali. Aduh hai badan, kenapa kamu beribadah bukan karena Allah (hanya ingin menuruti nafsu menjadi wali)”. Setelah itu beliau sadar dan faham dari mana datangnya orang tadi. Segera saja beliau bertaubat dan minta ampun kepada Allah swt. Tidak lama kemudian hati Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. sudah di buka oleh Allah swt. Demikian di antara bidayah (permulaaan) Syekh Abul Hasan As-Syadzili. Beliau pernah dimintai penjelasan tentang siapa saja yang menjadi gurunya? Sabdanya, “Guruku adalah Syekh Abdus Salam Ibnu Masyisy, akan tetapi sekarang aku sudah menyelami dan minum sepuluh lautan ilmu. Lima dari bumi yaitu dari Rasululah saw, Abu Bakar r.a, Umar bin Khattab r.a, Ustman bin ‘Affan r.a dan Ali bin Abi Thalib r.a, dan lima dari langit yaitu dari malaikat Jibril, Mika’il, Isrofil, Izro’il dan ruh yang agung. Beliau pernah berkata, “Aku diberi tahu catatan muridku dan muridnya muridku, semua sampai hari kiamat, yang lebarnya sejauh mata memandang, semua itu mereka bebas dari neraka. Jikalau lisanku tak terkendalikan oleh syariat, aku pasti bisa memberi tahu tentang kejadian apa saja yang akan terjadi besok sampai hari kiamat”. Syekh Abu Abdillah Asy-Syathibi berkata, “Aku setiap malam banyak membaca Radiya Allahu ‘An Asy-Syekh Abil Hasan dan dengan ini aku berwasilah meminta kepada Allah swt apa yang menjadi hajatku, maka terkabulkanlah apa saja permintaanku”. Lalu aku bermimpi bertemu dengan Nabi Muhammad saw. dan aku bertanya, “Ya Rasulallah, kalau seusai shalat lalu berwasilah membaca Radiya Allahu ‘An Asy-Syekh Abil Hasan dan aku meminta apa saja kepada Allah swty. apa yang menjadi kebutuhanku lalu dikabulkan, seperti hal tersebut apakah diperbolehkan atau tidak?”. Lalu Nabi saw. Menjawab, “Abul Hasan itu anakku lahir batin, anak itu bagian yang tak terpisahkan dari orang tuanya, maka barang siapa bertawashul kepada Abul Hasan, maka berarti dia sama saja bertawashul kepadaku”. Pada suatu hari dalam sebuah pengajian Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. menerangkan tentang zuhud, dan di dalam majelis terdapat seorang faqir yang berpakaian seadanya, sedang waktu itu Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili berpakaian serba bagus. Lalu dalam hati orang faqir tadi berkata, “Bagaimana mungkin Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. berbicara tentang zuhud sedang beliau sendiri pakaiannya bagus-bagus. Yang bisa dikatakan lebih zuhud adalah aku karena pakaianku jelek-jelek”. Kemudian Syekh Abul Hasan menoleh kepada orang itu dan berkata, “Pakaianmu yang seperti itu adalah pakaian yang mengundang senang dunia karena dengan pakaian itu kamu merasa dipandang orang sebagai orang zuhud. Kalau pakaianku ini mengundang orang menamakanku orang kaya dan orang tidak menganggap aku sebagai orang zuhud, karena zuhud itu adalah makam dan kedudukan yang tinggi”. Orang fakir tadi lalu berdiri dan berkata, “Demi Allah, memang hatiku berkata aku adalah orang yang zuhud. Aku sekarang minta ampun kepada Allah dan bertaubat”.

Di antara Ungkapan Mutiara Syekh Abul Hasan Asy-Syadili:

1. Tidak ada dosa yang lebih besar dari dua perkara ini : pertama, senang dunia dan memilih dunia mengalahkan akherat. Kedua, ridha menetapi kebodohan tidak mau meningkatkan ilmunya.

2. Sebab-sebab sempit dan susah fikiran itu ada tiga : pertama, karena berbuat dosa dan untuk mengatasinya dengan bertaubat dan beristiqhfar. Kedua, karena kehilangan dunia, maka kembalikanlah kepada Allah swt. sadarlah bahwa itu bukan kepunyaanmu dan hanya titipan dan akan ditarik kembali oleh Allah swt. Ketiga, disakiti orang lain, kalau karena dianiaya oleh orang lain maka bersabarlah dan sadarlah bahwa semua itu yang membikin Allah swt. untuk mengujimu.

Kalau Allah swt. belum memberi tahu apa sebabnya sempit atau susah, maka tenanglah mengikuti jalannya taqdir ilahi. Memang masih berada di bawah awan yang sedang melintas berjalan (awan itu berguna dan lama-lama akan hilang dengan sendirinya). Ada satu perkara yang barang siapa bisa menjalankan akan bisa menjadi pemimpin yaitu berpaling dari dunia dan bertahan diri dari perbuatan dhalimnya ahli dunia. Setiap keramat (kemuliaan) yang tidak bersamaan dengan ridha Allah swt. dan tidak bersamaan dengan senang kepada Allah dan senangnya Allah, maka orang tersebut terbujuk syetan dan menjadi orang yang rusak. Keramat itu tidak diberikan kepada orang yang mencarinya dan menuruti keinginan nafsunya dan tidak pula diberikan kepada orang yang badannya digunakan untuk mencari keramat. Yang diberi keramat hanya orang yang tidak merasa diri dan amalnya, akan tetapi dia selalu tersibukkan dengan pekerjaan-pekerjaan yang disenangi Allah dan merasa mendapat anugerah (fadhal) dari Allah semata, tidak menaruh harapan dari kebiasaan diri dan amalnya.

Di antara keramatnya para Shidiqin ialah :

1. Selalu taat dan ingat pada Allah swt. secara istiqamah (kontineu).

2. Zuhud (meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi).

3. Bisa menjalankan perkara yang luar bisa, seperti melipat bumi, berjalan di atas air dan sebagainya.

Diantara keramatnya Wali Qutub ialah :

1. Mampu memberi bantuan berupa rahmat dan pemeliharaan yang khusus dari Allah swt.

2. Mampu menggantikan Wali Qutub yang lain.

3. Mampu membantu malaikat memikul Arsy.

4. Hatinya terbuka dari haqiqat dzatnya Allah swt. dengan disertai sifat-sifat-Nya.

Kamu jangan menunda ta’at di satu waktu, pada waktu yang lain, agar kamu tidak tersiksa dengan habisnya waktu untuk berta’at (tidak bisa menjalankan) sebagai balasan yang kamu sia-siakan. Karena setiap waktu itu ada jatah ta’at pengabdian tersendiri. Kamu jangan menyebarkan ilmu yang bertujuan agar manusia membetulkanmu dan menganggap baik kepadamu, akan tetapi sebarkanlah ilmu dengan tujuan agar Allah swt. membenarkanmu. Radiya allahu ‘anhu wa ‘aada ‘alaina min barakatihi wa anwarihi wa asrorihi wa ‘uluumihi wa ahlakihi, Allahumma Amiin. (Al-Mihrab). Syeikh Syadzili Wafat







درة الاسرار وتحفة الابرار في مناقب سيدي ابي الحسن الشاذلي
ابن الصباغ، محمد بن أبي القاسم الحميري







Syekh Abu al-Abbas al-Mursy, murid kesayangan dan penerus thariqah Syadziliyah mengatakan bahwa gurunya setiap tahun menunaikan ibdah haji, kemudian tinggal di kota suci mulai bulan Rajab sampai masa haji habis. Seusai ibadah haji beliau pergi berziarah ke makam Nabi SAW di Madinah. Pada musim haji yang terakhir yaitu tahun 656H, sepulang dari haji beliau memerintahkan muridnya untuk membawa kapak minyak wangi dan perangkat merawat jenazah lainnnya. Ketika muridnya bertanya untuk apa kesemuanya ini, beliau menjawab, "Di Jurang Humaistara (di samping Bahr al-Ahmar) akan terjadi kejadian yang pasti. maka di sanalah beliau meninggal.







Antara amalan-amalan yang di nisbahkan kepada Al-Habib:

HIZIB BAHR
( Yg disusun oleh Al-Imam Al-Qutub Abu Hasan Asy-Syadzili R.A )
Hizb Bahr merupakan Hizb yg di susun oleh Al-‘Alamah Al-Kabir Al-Imam Al-Qutub Abu Hasan Asy-Saydzili yg juga menyusun Hizb Nasr & Kitab Sirrul Jalil.
Kegunaan Hizb Bahr adalah tergantung niat si pembaca dan tergantung apa yg di inginkannya dari menarik segala sesuatu yg baik seperti Mahabbah ( Asihan ), Jalbur Rizqi ( Menarik Rizqi ) baik yang Dzohir atau yg Min Ghoibillahi ( Rizqi dari Alam Ghaibnya Alloh S.W.T ), Menyatukan Hati, Penglaris, Pemimpin, Kewibawaan, Karir, Menundukkan hati semua mahluk, di ta’ati ucapannya dll Atau Mencegah dari sesuatu yg buruk dan jahat seperti Menolak Ilmu Sihir, Ilmu Hitam dan sejenisnya, Benteng/ Penjagaan dari orang2 yg Hasud, Dzolim, Iri dengki, Mencegah mara bahaya dan Bala’ Bencana, Keselamatan, Anti Sajam, tahan pukul dll.
Telah berkata Syeikh Abdurrohman Al-Busthamy R.A “ Hizib Bahr merupakan Mutiara2 indah yg akan menghiasi pembacanya dengan berbentuk kilauan2 cahaya beraneka warna yg senantiasa menjaga pembaca nya dari segala macam mara bahaya”, Dan telah berkata sebagian Ulama’ ahli hikmah “ Didalam Hizib Bahr terkandung Asmaul ‘Adzom dan Rahasia Isim Jami’ Kabir ( isim keseluruhan yg maha Agung )
Telah berkata penyusun Hizb Bahr ini yaitu Syeikh Al-Imam Al-Qutub Abu Hasan Asy-Syadzili R.A “ Hizb Bahr terkandung di dalamnya rahasia2 untuk melapangkan segala macam kesusahan dengan Lathoif al-Ghuyub ( Kelembutan2 Alam Ghaib ), Tidaklah Hizb ini dibaca di suatu tempat kecuali tempat tsb akan selamat dari berbagai macam penyakit, dan terjaga dari kejadian2 yg tidak menyenangkan, Untuk pembacanya akan masuk pada dirinya rahasia2 Syafiyyah ( kesembuhan / obat ) dan akan masuk pada pembacanya Anwar As-Shofiyyah ( cahaya2 yg jernih serta terang benderang ), Barang siapa yang senantiasa membacanya setiap hari 1 x, ketika terbit matahari, Niscaya Alloh S.W.T akan senantiasa melaksanakan semua permohonannya ( Do’a nya ), dilapangkan dari segala kesusahannya, di angkat derajatnya, Dipenuhi hatinya dengan Ilmu Tauhid, Dimudahkan segala urusannya, dimudahkan setiap kesukarannya, Senantiasa dijaga dari kejahatan Manusia dan Jin, Di amankan dari segala kejahatan malam dan siang, dan tidaklah seseorang yg melihat kepadanya kecuali dia akan dicintai oleh orang yg melihatnya, Dan apabila Hizb Bahr ini dibaca rutin setelah selesai Sholat fardhu 1 x, Maka Alloh S.W.T akan membuatnya Kaya Raya, Dimudahkan kepadanya sebab2 kebahagiaan pada semua gerakannya dan diamnya, Dan barang siapa yg membacanya pada hari Jum’at maka Alloh S.W.T akan meletakkan kecintaannya di setiap hati manusia”
Tata cara mengamalkan Hizib Bahr
1. Berpuasa 7 hari yg dimulai hari Minggu
2. Berbuka dengan tidak memakan makanan yg bernyawa
3. Membaca Hizib Bahr tiap selesai Sholat Fardhu 3 x
4. Tiap malam membaca Hizib Bahr 11 x
5. Dibaca secara Istiqomah selesai puasa tiap hari 1 x
Untuk dilaksanakan semua hajat hajat apasaja Hizib Bahr cukup dibaca 3 x, dengan Niat yg di khususkan ( Niatnya apa saja tergantung keinginan anda )
Sebelum membaca Hizib Bahr terlebih dahulu memberikan Hadiah Surat Alfatihah kepada :
1. Syeikh Al-Imam Al-Qutub Abu Hasan Asy-Syadzili
2. Syeikh Ahmad bin Muhammad Bin ‘Iyadz Asy-Syafi’i
3. Syeikh Al—‘Arif Billah Syihabuddin Ahmad Al-Qorsyi
4. Syeikh Abu Abdillah Muhammad Basyis
5. Syeikh Abu Muhammadin Sholih Ad-Dakaaly Al-Maliky
6. Syeikh Abu Madyan Al-Andalusy Asy-Syibli
7. Syeikh Abi Syuaib As-Sonhaji
8. Syeikh Kabir Al-Walii Abi Muhammad Tanuri
9. Syeikh Sirri As-Saqoti
10. Syeikh Al-Imam Ma’ruf Al-Karkhi
11. Syeikh Dawud At-Tho-i
12. Al-Imam Habibul ‘Azami
Masing 2 nama hadiahkan surat Al-Fatihah 1 x
Inilah Hizb Bahr Yg dimaksud :
Menurut Riwayat Sayyidina ‘Abbas dan sebagian Ulama’ Salafus Sholih ditambah dengan bacaan2 ( Aslinya Hizb Bahr ) di bawah ini :
Membaca Surat Al-Ikhlas
الرَّحِيمِ الرَّحْمنِ اللهِ بِسْمِ
أَحَدٌ كُفُواً لَّهُ يَكُن وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَلِدْ لَمْ اللَّهُ الصَّمَدُ أَحَدٌ اللَّهُ هُوَ قُلْ
Membaca surat Al-Falaq
وَقَبَ إِذَا غَاسِقٍ شَرِّ وَمِن خَلَقَ مَا شَرِّ مِن الْفَلَقِ بِرَبِّ أَعُوذُ قُلْ
حَسَدَ إِذَا حَاسِدٍ شَرِّ وَمِن الْعُقَدِ فِي النَّفَّاثَاتِ شَرِّ وَمِن
Membaca surat An-Nass
الْخَنَّاسِ الْوَسْوَاسِ شَرِّ مِن النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ بِرَبِّ أَعُوذُ قُلْ
النَّاسِ وَ الْجِنَّةِ مِنَ النَّاسِ صُدُورِ فِي يُوَسْوِسُ الَّذِي
مَالِكِ الرَّحِيمِ الرَّحْمـنِ الْعَالَمِينَ رَبِّ للّهِ الْحَمْدُ الرَّحِيمِ الرَّحْمنِ اللهِ بِسْمِ
صِرَاطَ المُستَقِيمَ الصِّرَاطَ اهدِنَــــا نَسْتَعِينُ وإِيَّاكَ نَعْبُدُ إِيَّاكَ الدِّينِ يَوْمِ
الضَّالِّينَ وَلاَ عَلَيهِمْ المَغضُوبِ غَيرِ عَلَيهِمْ أَنعَمتَ الَّذِينَ
Kemudian membaca surat Al-Baqoroh ayat 1 sampai ayat 5
الَّذِينَ لِّلْمُتَّقِينَ هُدًى فِيهِ رَيْبَ لاَ الْكِتَابُ ذَلِكَ ملا الرَّحِيمِ الرَّحْمنِ اللهِ بِسْمِ
يُؤْمِنُونَ والَّذِينَ يُنفِقُونَ رَزَقْنَاهُمْ وَمِمَّا الصَّلاةَ وَيُقِيمُونَ بِالْغَيْبِ يُؤْمِنُونَ
هُدًى عَلَى أُوْلَـئِكَ يُوقِنُونَ هُمْ وَبِالآخِرَةِ قَبْلِكَ مِن أُنزِلَ وَمَا إِلَيْكَ أُنزِلَ بِمَا
الْمُفْلِحُونَ هُمُ وَأُوْلَـئِكَ رَّبِّهِمْ مِّن
Kemudian membaca surat Al-Baqoroh ayat 163
الرَّحِيمُ الرَّحْمَنُ هُوَ إِلاَّ إِلَهَ لاَّ وَاحِدٌ إِلَهٌ وَإِلَـهُكُمْ
Kemudian membaca Surat Al-Baqoroh ayat 255 sampai ayat 257
وَمَا السَّمَاوَاتِ فِي مَا لَّهُ نَوْمٌ وَلاَ سِنَةٌ تَأْخُذُهُ لاَ الْقَيُّومُ الْحَيُّ هُوَ إِلاَّ إِلَـهَ لاَ اللّهُ وَلاَ خَلْفَهُمْ وَمَا أَيْدِيهِمْ بَيْنَ مَا يَعْلَمُ بِإِذْنِهِ إِلاَّ عِنْدَهُ يَشْفَعُ الَّذِي ذَا مَن الأَرْضِ فِي وَلاَ وَالأَرْضَ السَّمَاوَاتِ كُرْسِيُّهُ وَسِعَ شَاء بِمَا إِلاَّ عِلْمِهِ مِّنْ بِشَيْءٍ يُحِيطُونَ الْعَظِيمُ الْعَلِيُّ وَهُوَ حِفْظُهُمَا يَؤُودُهُ
بِاللّهِ وَيُؤْمِن بِالطَّاغُوتِ يَكْفُرْ فَمَنْ الْغَيِّ مِنَ الرُّشْد تَّبَيَّنَ قَد الدِّينِ فِي إِكْرَاهَ لاَ عَلِيمٌ سَمِيعٌ وَاللّهُ لَهَا انفِصَامَ لاَ الْوُثْقَىَ بِالْعُرْوَةِ اسْتَمْسَكَ فَقَدِ
أَوْلِيَآؤُهُمُ كَفَرُواْ وَالَّذِينَ النُّوُرِ إِلَى الظُّلُمَاتِ مِّنَ يُخْرِجُهُم آمَنُواْ الَّذِينَ وَلِيُّ اللّهُ
فِيهَا هُمْ النَّارِ أَصْحَابُ أُوْلَـئِكَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ مِّنَ يُخْرِجُونَهُم الطَّاغُوتُ خَالِدُونَ
Kemudian membaca surat l-Baqoroh ayat 284 sampai ayat 286
تُخْفُوهُ أَوْ أَنفُسِكُمْ فِي مَا تُبْدُواْ وَإِن الأَرْضِ فِي وَمَا السَّمَاواتِ فِي مَا لِّلَّهِ
قَدِيرٌ شَيْءٍ كُلِّ عَلَى وَاللّهُ يَشَاءُ مَن وَيُعَذِّبُ يَشَاءُ لِمَن فَيَغْفِرُ اللّهُ بِهِ يُحَاسِبْكُم
وَكُتُبِهِ وَمَلآئِكَتِهِ بِاللّهِ آمَنَ كُلٌّ وَالْمُؤْمِنُونَ رَّبِّهِ مِن إِلَيْهِ أُنزِلَ بِمَا الرَّسُولُ آمَنَ
وَإِلَيْكَ رَبَّنَا غُفْرَانَكَ وَأَطَعْنَا سَمِعْنَا وَقَالُواْ رُّسُلِهِ مِّن أَحَدٍ بَيْنَ نُفَرِّقُ لاَ وَرُسُلِهِ الْمَصِيرُ
تُؤَاخِذْنَا لاَ رَبَّنَا اكْتَسَبَتْ مَا وَعَلَيْهَا كَسَبَتْ مَا لَهَا وُسْعَهَا إِلاَّ نَفْساً اللّهُ يُكَلِّفُ لاَ
قَبْلِنَا مِن الَّذِينَ عَلَى حَمَلْتَهُ كَمَا إِصْراً عَلَيْنَا تَحْمِلْ وَلاَ رَبَّنَا أَخْطَأْنَا أَوْ نَّسِينَا إِن مَوْلاَنَا أَنتَ وَارْحَمْنَا لَنَا وَاغْفِرْ عَنَّا وَاعْفُ بِهِ لَنَا طَاقَةَ لاَ مَا تُحَمِّلْنَا وَلاَ رَبَّنَا
الْكَافِرِينَ الْقَوْمِ عَلَى فَانصُرْنَا
Kemudian membaca Surat Ali Imran Ayat 1 sampai ayat 4 sampai kalimat furqon( pertengahan ayat 4 )
الْقَيُّومُ الْحَيُّ هُوَ إِلاَّ إِلَـهَ لاَ اللّهُ م لا
وَالإِنجِيلَ التَّوْرَاةَ وَأَنزَلَ يَدَيْهِ بَيْنَ لِّمَا مُصَدِّقاً بِالْحَقِّ الْكِتَابَ عَلَيْكَ نَزَّلَ
الْفُرْقَانَ وَأَنزَلَ لِّلنَّاسِ هُدًى قَبْلُ مِن
Kemudian Membaca Surat Al-Mudatsir ayat 1 sampai ayat 7
فَاهْجُرْ وَالرُّجْزَ فَطَهِّرْ وَثِيَابَكَ فَكَبِّرْ وَرَبَّكَ فَأَنذِرْ قُمْ الْمُدَّثِّرُ أَيُّهَا يَا
فَاصْبِرْ وَلِرَبِّكَ تَسْتَكْثِرُ تَمْنُن وَلَا
Kemudian membaca Surat Al-‘Alaq Ayat 1 sampai ayat 5
الْأَكْرَمُ وَرَبُّكَ اقْرَأْ عَلَقٍ مِنْ الْإِنسَانَ خَلَقَ خَلَقَ الَّذِي رَبِّكَ بِاسْمِ اقْرَأْ
يَعْلَمْ لَمْ مَا الْإِنسَانَ عَلَّمَ الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ
Kemudian membaca Surat Ar-Rahman Ayat 1 sampai ayat 27
بِحُسْبَانٍ وَالْقَمَرُ الشَّمْسُ الْبَيَانَ عَلَّمَهُ الْإِنسَانَ خَلَقَ الْقُرْآنَ عَلَّمَ الرَّحْمَنُ
تَطْغَوْا أَلَّا الْمِيزَانَ وَوَضَعَ رَفَعَهَا وَالسَّمَاء يَسْجُدَانِ وَالشَّجَرُ وَالنَّجْمُ
وَضَعَهَا وَالْأَرْضَ الْمِيزَانَ تُخْسِرُوا وَلَا بِالْقِسْطِ الْوَزْنَ وَأَقِيمُوا الْمِيزَانِ فِي
وَالرَّيْحَانُ الْعَصْفِ ذُو وَالْحَبُّ الْأَكْمَامِ ذَاتُ وَالنَّخْلُ فَاكِهَةٌ فِيهَا لِلْأَنَامِ
الْجَانَّ وَخَلَقَ كَالْفَخَّارِ صَلْصَالٍ الْإِنسَانَ خَلَقَ مِن تُكَذِّبَانِ رَبِّكُمَا آلَاء فَبِأَيِّ
الْمَغْرِبَيْنِ وَرَبُّ الْمَشْرِقَيْنِ رَبُّ تُكَذِّبَانِ رَبِّكُمَا آلَاء فَبِأَيِّ نَّارٍ مَّارِجٍ مِن مِّن
يَبْغِيَانِ لَّا بَرْزَخٌ بَيْنَهُمَا يَلْتَقِيَانِ الْبَحْرَيْنِ مَرَجَ تُكَذِّبَانِ رَبِّكُمَا آلَاء فَبِأَيِّ
تُكَذِّبَانِ رَبِّكُمَا آلَاء فَبِأَيِّ وَالْمَرْجَانُ اللُّؤْلُؤُ مِنْهُمَا يَخْرُجُ تُكَذِّبَانِ رَبِّكُمَا آلَاء فَبِأَيِّ
تُكَذِّبَانِ رَبِّكُمَا آلَاء فَبِأَيِّ كَالْأَعْلَامِ لْبَحْرِ افِي الْمُنشَآتُ الْجَوَارِ وَلَهُ
وَالْإِكْرَامِ الْجَلَالِ ذُو رَبِّكَ وَجْهُ وَيَبْقَى فَانٍ عَلَيْهَا مَنْ كُلُّ
Membaca Tasbih 3 x ( Subhana Robiyal ‘Adzimi 3x ), kemudian membaca :
Surat Al-Hadid ayat 1 sampai ayat 6
الْحَكِيمُ الْعَزِيزُ وَهُوَ الْأَرْضِ فِي وَمَا السَّمَاوَاتِ فِي مَا لِلَّهِ سَبَّحَ
قَدِيرٌ شَيْءٍ كُلِّ عَلَى وَهُوَ وَيُمِيتُ يُحْيِي وَالْأَرْضِ السَّمَاوَاتِ مُلْكُ لَهُ
عَلِيمٌ شَيْءٍ بِكُلِّ وَهُوَ وَالْبَاطِنُ وَالظَّاهِرُ وَالْآخِرُ الْأَوَّلُ هُوَ
مَا يَعْلَمُ الْعَرْشِ عَلَى اسْتَوَى ثُمَّ أَيَّامٍ سِتَّةِ فِي وَالْأَرْضَ السَّمَاوَاتِ خَلَقَ الَّذِي هُوَ وَهُوَ فِيهَا يَعْرُجُ وَمَا السَّمَاء مِنَ يَنزِلُ وَمَا مِنْهَا يَخْرُجُ وَمَا الْأَرْضِ فِي يَلِجُ
بَصِيرٌ تَعْمَلُونَ بِمَا وَاللَّهُ كُنتُمْ مَا أَيْنَ مَعَكُمْ
لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَإِلَى اللَّهِ تُرْجَعُ الأمُورُ
يُولِجُ اللَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَيُولِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَهُوَ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
Kemudian membaca Surat Al- Hasyr ayat 22 sampai ayat 24
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيمُ
هُوَ اللَّهُ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْمَلِكُ الْقُدُّوسُ السَّلَامُ الْمُؤْمِنُ الْمُهَيْمِنُ الْعَزِيزُ الْجَبَّارُ الْمُصَوِّرُ الْبَارِئُ الْخَالِقُ اللَّهُ هُوَ الْمُتَكَبِّرُ سُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يُشْرِكُونَ
الْحَكِيمُ الْعَزِيزُ وَهُوَ وَالْأَرْضِ السَّمَاوَاتِ فِي مَا لَهُ يُسَبِّحُ الْحُسْنَى الْأَسْمَاء لَهُ
Kemudian membaca Do’a dibawah ini :
Kemudian membaca surat Al-Fath ayat 29
رُكَّعاً تَرَاهُمْ بَيْنَهُمْ رُحَمَاء الْكُفَّارِ عَلَى أَشِدَّاء مَعَهُ وَالَّذِينَ اللَّهِ رَّسُولُ مُّحَمَّدٌ
السُّجُودِ أَثَرِ مِّنْ وُجُوهِهِم فِي سِيمَاهُمْ وَرِضْوَاناً اللَّهِ مِّنَ فَضْلاً يَبْتَغُونَ سُجَّداً فَاسْتَغْلَظَ أَخْرَجَ فَآزَرَهُ شَطْأَهُ كَزَرْعٍ الْإِنجِيلِ فِي مَثَلُهُمْوَ التَّوْرَاةِ فِي مَثَلُهُمْ ذَلِكَ آمَنُوا الَّذِينَ اللَّهُ وَعَدَ الْكُفَّارَ بِهِمُ لِيَغِيظَ الزُّرَّاعَ يُعْجِبُ سُوقِهِ عَلَى فَاسْتَوَى مِنْهُم عَظِيماً وَأَجْراً مَّغْفِرَةً الصَّالِحَاتِ وَعَمِلُوا
Kemudian membaca Rajanya Asmaul’ Adzom
AHUUNUN QOOFUN ADUMMA HAMMA HAA-IN AMIININ حزب اللطف
لسيدي أبو الحسن الشاذلي رضي الله عنه وقدس روحه
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ.

{الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّين إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ اهدِنَا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ} آمين.

اللَّهُمَّ أجْعَل أفْضَلَ الصَّلوَات وأنْمَى البَرَكَات فِي كُلِ الأوقَات عَلى سَيِدْنَا مُّحَمَّدٍ أكْمَل أهْلَ الأرْضِ والسمواتِ، وسلِم عَليهِ يَارَبَّنَا أزكي التَحِيَات في جَميعِ الحَضَرات.

اللَّهُمَّ يَا مَن لُطْفِهِ بخَلْقِهِ شَاملٌ وَخَيِرهِ لعبَادهِ وأصلٌلاتُخْرجني عَن دائرةِ الألطَّاف وآمْنِي مِن كُلِ مَا أخَاف، وكُنْ لِي بلطفِكَ الخَفي الظَاهر يَابَاطِن يَاظاهر.

يا لطِيفُ أسألَكَ وقَايةََ اللطفِ في القَضَا والتَسلِيم مَعَ السلاَمةِ عِندَ نزُولهِ والرِضَا.

اللَّهُمَّ إنَكَ أنْتَ العَلِيمُ بمَا سَبَقَ في الأزْلِ فَحُفَني بلطفِكَ فِيمَا لَمْ يَنزلْ وَفِيمَا نَزَلِ يَا لَطِيفَاً لَمْ يَزلْ. واجعَلني في حِصنِ التَحصِين بِكَ يَا أََّّْوْلُ، يَا مَن إليِه المُلتَجأُ وعَليِهِ المُعَولُ.

اللَّهُمَّ يَا مَن ألقَى خَلقهِ في بَحرِ قضَائهِ وحَكَمَ عَليهِم بحكمِ قهرهِ وابتلائِهِ اجْعَلنِي مِمَن حُمِلَ في سَفِينةِ النجاةِ وقنِي مِن جَميعِ الآفاتِ.

اللَّهُمَّ مَن رَعَتْهُ عَيِنُ عنَايَتَكَ كَانَ مَلطُوفَاً بِهِ في التَقدِير مَحفُوظَاً مَلحُوظَاً بعَيِنِ رعَايِتِكَ يَا قََدِيريَا سَمِيعُ يَا قَرِيبُ يَا مُجِيبُ الدُعَاَ إرْعِنَي بعَينِ رعَايتَكَ يَاخَيرَ مَن رَعَى.

اللَّهُمَّ لُطْفُكَ الخَفِي ألطَفَ مِن أن يُرى وأنْتَ اللَطّيِفُ الذي لَطّفتَ بجَميعِ الوَريَ حَجَبتَ سَرَيَان سِركَ فِي الأكوَان فلاَ يَشْهدَهُ إلاَ أهْلَ المَعْرفَةِ والعَيِان، فَلَمَّا شَهِدُوا سِرَ لُطفِكَ بكُلِ شيءٍ أمِنْوُا مِن سُوءِ كُلِ شَيءٍ فَأشْهَدنِي سِرَ هَذا اللُطفُ الوَاقِي مَا دَاَمَ لُطْفُكَ الدَّاَئِمُ بَاَقِي.

اللَّهُمَّ حُكْمُ مَشِيئَتِكَ فِي العَبِيد لاَ ترَاهُ همَّةَ عَارِفٌ وَلاَ مٌرِيدٌ، لَكِنَّكَ فَتَحتَ لي أبْوُابَ الألطَافَ الخَفِية المَانِعَةُ حصُونِها مِن كُلِ بَليِة، فأدْخِلنِي بلُطْفِكَ تِلكِ الحُصُونُ يَا مَن يَقُولُ للشَيءِ كُنْ فَيَكُونُ.

اللَّهُمَّ أنْتَ اللَطِيفُ بعبَادِكَ لاَسِيَمَّا بأهْلِ مَحَبَتِكَ وَوِدَادِكَ، فبأهْلِ المَحَبَةِ وَالوُدَادِ خُصَّنِي بلطَائِفِ اللُطْفَ يَاجَوَاد.

اللَّهُمَّ اللُطْفُ صِفَتِكَ وَالألْطَافُ خَلقِكَ وَتَنْفِيذُ حُكْمِكَ فِي خَلقِكَ حَقِكَ، ورَأفةَ لُطْفِكَ بالمَخلُوقِينَ تَمنَعَ إسْتقصَاءَ حَقَكَ فِي العَالَمِينَ، وَقَدْ لَطَفْتَ بِى قَبلَ كَوُنِي وأنا للُطْفِ غَيرَ مُحتَاجٌ، أفَتَمْنَعَنِى مِنهُ مَعَ الحَاجَةِ لهُ وأْنْتَ أرْحَمَ الرَاحْمِينَ حَاشَا لُطْفِكَ الكَافِي وَجُودِكَ الوَافِي.

اللَّهُمَّ لُطْفِكَ هُوَ حِفْظَكَ إذَّا رَعِيتَ وَحِفْظَكَ هُوَ لُطْفِكَ إذَّا وَقِيتَ، فأدخْلنِي سُرَادِقَاتِ لُطْفِكَ واضْرب عليّّ أسوَارَ حِفظِكَ.

يَا لَطْيِفٌ أسأَلَكَ اللُطفَ ابَدا، يَا حَفِيظٌ قِني السِوىَ وَشَرَ العِدا يَا لَطْيِفٌ مَن لعَبدِكَ العَاجزُ الخَائفُ الضَّعِيفُ. ثلاثا.

اللَّهُمَّ كَما لَطَفَْتَ بِي قَبلَ سُؤَالي وَكَوْنِي، كُن لِي لاَعَليَّّ يَا أمنِي وَعَوْنِى ثلاثا.

{اللَّهُ لَطِيفٌ بِعِبَادِهِ يَرْزُقُ مَن يَشَاءُ وَهُوَ الْقَوِيُّ العَزِيز} آنِسَنِي بِلُطفِكَ يَا لَطِيف أُنْس الْخَائِف فِي حَالِهِ الْمُخِيف، تَأَنَستُ بِلُطفِكَ يَالَطِيف، وَوْقِيتُ بِلُطفِكَ الْرَديَ وَتَحَجَبتُ بِلُطفِكَ مِن الْعِدا يَالَطِيفُ يَاحَفيظُ {بَلْ هُوَ قُرْآنٌ مَّجِيدٌ فِي لَوْحٍ مَّحْفُوظٍ} نََجَوْتُ مِن كُلِّ خَطبٍ جَسيمُ بِقَوْلِ رَبِّيَ {وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ} سَلَِمتُ مِنْ كُلِّ شَّيْطَانٍ وَحَاسِدٍ بِقَولِ رَبِّي {وَحِفْظاً مِّن كُلِّ شَيْطَانٍ مَّارِدٍ} كُفِيتُ كُلَّ هَمٍ فِي كُلِّ سَبيلٍ بِقَولي حَسْبيَ اللهُ وَنَعْمَ الْوَكِيلُ {اللّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَن ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُودُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ} {لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّينِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِن بِاللّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَىَ لاَ انفِصَامَ لَهَا وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ} {اللّهُ وَلِيُّ الَّذِينَ آمَنُواْ يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّوُرِ وَالَّذِينَ كَفَرُواْ أَوْلِيَآؤُهُمُ الطَّاغُوتُ يُخْرِجُونَهُم مِّنَ النُّورِ إِلَى الظُّلُمَاتِ أُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ} {لَقَدْ جَاءكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ فَإِن تَوَلَّوْاْ فَقُلْ حَسْبِيَ اللّهُ لا إِلَهَ إِلاَّ هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ} {لإيلافِ قُرَيْشٍ إِيلافِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَاء وَالصَّيْفِ فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا الْبَيْتِ الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ وَآمَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ} وَاكْتَفَيتُ ب كهيعص وَاحْتَمَيتُ ب حم عسق وَقَولُهُ الْحَق وَلَهُ الْمُلكُ، سَلامٌ قَوْلاً مِن رَّبٍّ رَّحِيمٍ.



Hizb Nasr


حِزْبُ النـَّصـْرِ المُبـَارَكِ
لِسـَيـِّدي أبـِي الحـَسـَنِ الشـَّاذلـِي
بـِـسْـمِ اللهِ الرَّحمـنِ الرَّحـيمِ
اللهـُمَّ بـِسَطـْوَةِ جَبـَروتِ قـَهـْرِكَ وبـِسُرْعـَةِ إغـَاثـَةِ نـَصـْرِكَ وَبـِغِـيرَتـِكَ لإنـْـتـِهـَاكِ حُرُمَـاتِكَ وَبـِحـِمَايَتِكَ لِـمَن إحـْـتـَمـَى بـِآياتِكَ أسألـُكَ يا اللهُ يَا سَميعُ يَا قـَريبُ يَا مُجـِيبُ يَا سَريعُ يَا مُنـْتـَـقِمُ يَا شـَديدَ البَـطـْشِ يَا جَبََّارُ يَا قـَهـَّارُ يَا مَنْ لا يُعْـجـِزُهُ قـَهـْرُ الجَبـَابـِرَةِ ولا يَعْظـُمُ عـَلـَيْهِ هَلاكُ المُتـَمَرِّدَةِ مِنَ المُلوكِ والأكـَاسِرَةِ أن تـَجْـعَلَ كـَيـْدَ مَنْ كـَادَنِي في نـَحْرِهِ وَمَكـْرَ مَنْ مَكـَرَ بي عَـائِداً عَليهِ وَحُـفـْرَة مَنْ حَفـَرَ لي وَاقِعاً فيها وَمَنْ نـَصَبَ لي شـَبـَكـَة الخَدَاعِ إجْعَلـْهُ يا سَيِّدي مُسَاقاً إليها وَمُصَـاداً فيها وَأسِيراً لـَدَيْهـَا اللهُمَّ بـِحَقِّ كـهيعص إكـْـفِـنـَا هَمَّ العِدا وَلـَقـِّهـِمْ الرَّدَى وَإجْعـَلهُمْ لِكـُلِّ حَبيبٍ فِداً وَسَلـِّط عَلـَيـْهـِمْ عَاجـِلَ النـِّقـْمـَةِ في اليَوْمِ والغـَدِ. اللهُمَّ بَدِّدْ شـَمْلـَهـُمْ، اللهُمَّ فـَرِّق جَمْـعَـهـُم اللهُمَّ أقـْلِلْ عَدَدَهـُمْ، اللهُمَّ فـُلَّ حَدَّهُمْ، اللهُمَّ إجْعَلْ الدَّائِرَة عَلـَيـْهـِمْ اللهُمَّ أرْسِلْ العَذابَ إليهـِمْ، اللهُمَّ أخـْرِجْـهـُمْ عَنْ دَائِرَةِ الحِلـْمِ وَإسْـلـُبـْهـُمْ مَدَدَ الإمْـهـَالِ وغـُلَّ أيْديَهـُمْ وإرْبـِط عَلـَى قـُلوبـِهـِمْ ولا تـُبـَلـِّغـْهـُمْ الآمال، اللهُمَّ مَزِّقـْهـُمْ كـُلَّ مُمَزَّقٍ مَزَّقـْـتـَهُ لأعْدَائِكَ إنـْـتِصـَاراً لأنـْبـِيائِكَ وَرُسُـلِكَ وَأولِيائِـكَ اللهُمَّ إنـْـتـَصِرْ لنا إنـْـتـِصَـارَكَ لأحْبـَابـِكَ على أعْدَائِكَ، اللهُمَّ لا تـُمَكـِّنْ الأعْداءَ فينا ولا تـُسـَلـِطـَهـُمْ عَـلـَيْـنـَا بـِذنوبـِنـَا حم حم حم حـــم حم حم حم حُـمَّ الأمْرُ وَجَاءَ النـَصـْرُ فـَعـَلينـْا لا يـُنـْصـَرون حمعسق حِمَايَتـُنـَا مِمَّا نـَخـَافُ، اللهُمَّ قـِنـَا شـَرَّ الأسْواءِ ولا تـَجْعـَلنـَا مَحـَلاً للبـَلـْواءِ، اللهُمَّ أعْطِنـَا أمَلَ الرَّجَاءِ وَفـَوْقَ الأمَلِ يَا هُوَ يَا هُوَ يَا هُوَ يَا مَنْ بـِفـَضْـلِهِ لِفـَضْلِهِ نـَسْألْ – نـَسْألـُكَ العَجـَلَ العَجَلَ إلهي الإجَابَة الإجَابَة يَا مَنْ أجَابَ نـُوحاً في قـَوْمِهِ يَا مَنْ نـَصَرَ إبْراهِيمَ عَلى أعْدائِهِ يَا مَنْ رَدَّ يُوسُفَ على يَعْـقوب يَا مَنْ كـَشـَفَ ضـُرَّ أيُّوبَ يَا مَنْ أجَابَ دَعْوَةَ زكـَرِيَّا يَا مَنْ قـَبـِلَ تـَسـْبيحَ يُونـُسَ بـِنْ مَتـَّى نـَسْـألـُكَ بـِأسْرارِ أصْحـَابِ هَذِهِ الدَّعَوَاتِ أنْ تـَقـْبـَلَ مَا بـِهِ دَعَوْنـَاكَ وأنْ تـُعْطِينـَا مَا سَألناكَ أنـْجـِزْ لنـَا وَعْدَكَ الذي وَعَدْتـَهُ لِعِـبَادِكَ المُؤمِنين لا إلهَ الا أنـْتَ سُبْحَانـَكَ إني كـُنـْتُ مِنَ الظـَّالِمِينَ إنـْـقـَطـَعـَتْ آمَالـُنـَا وَعِزَّتِكَ الا مِنـْكَ وَخـَابَ رَجَاؤُنـَا وَحَـقِـكَ الا فيكَ.
إنْ أبْطـَأتْ غـَارَةُ الأرْحَامِ وإبْـتـَعـَدَتْ فـَأقـْرَبُ السَّيْرِ مِنـَّا غـَارَةُ اللهِ
يا غـَارَةَ اللهِ جـِدِي السـَّيـْرَ مُسْرِعَة في حَلِّ عُـقـْدَتـِنـَا يَا غـَارَةَ اللهِ
عَدَتْ العَادونَ وَجَارُوا وَرَجَوْنـَا اللهَ مُجـيراً
وَكـَفـَى باللهِ وَلـِيـَّا وَكـَفـَى باللهِ نـَصِيراً
حَسْبـُنـَا اللهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ – ثلاثا
ولا حَوْلَ ولا قـُوَةَ الا باللهِ العَليِّ العَظِيمِ إسْـتـَجـِبْ لـَنـَا آمين – ثلاثا
فـَقـُطِعَ دَابـِرُ القـَوْمِ الذينَ ظـَلـَمُوا والحَمْدُ لِلهِ رَبَّ العَالـَمينَ ولا حَوْلَ ولا قـُوَّةَ الا باللهِ العَلِيّ العَظِيمِ
وَصَـلـَّى اللهُ عَـلـَى سَيـِّدِنـَا مُحَمَّدٍ النـَّبـِيّ الأمِيِّ وَعَلى آلِهِ وَصَحْبـِهِ وَسَـلـَّمَ


Shalawat Asy-Syadzily
Shalawat ini bersumber dari Sayyid Abû Al-Hasan Asy-Syadzili Beliau membuka hizb-nya, Al-Luthf dengan sha-lawat ini.

Artinya: “Ya Allah limpahkanlah shalawat kepada Zat Muhammad yang halus dan tunggal; matahari, langit, rahasia tempat pemunculan cahaya; pusat peredaran kebesaran; dan kutub falak keindahan.
Ya Allah dengan rahasianya di sisi-Mu dan dengan perjalanannya kepada-Mu amankanlah rasa takutku; kurangilah kesalahanku; lenyapkanlah kesedihan dan ke-tamakanku; dan jadilah penolongku. Bawalah aku kepada-Mu, karunialah aku fana terhadapku, dan janganlah Engkau jadikan diriku mendapat cobaan dari nafsuku. Singkapkanlah bagiku semua rahasia yang tersembunyi, duhai Tuhan Yang Maha hidup dan Maha mandiri.”

Shalawat Nur Dzati

اللهم صل وسلم و بارك علي سيدنا معمد النور الذات و السر الساري في سائر الاسماء و الصفات و علي اله وصعبه و سلم

” ALLAHUMMA SHOLLI WA SALLIM WA BAARIK ALAA SAYYIDINA MUHAMMADIN NUURIDZAATI WASSIRRIS SAARIY FII SAA’IRIL ASMAA’I WASH-SHIFAATI WAA’ALA ALIHII WASHOHBIHI WASALLIM.”

Sebelum membaca Shalawat terlebih dahulu di buka dengan membaca :

“Allahamdulillaahilladzii Arsala Ilaina Faatihut Dauratil Kulliyyatir Rabba Niyyatil Qudziyyati”

Dan ditutup dengan kalimat :“Al Anbariyyatin Nadiyyatil Maskayatil Khaash-shatil Muhammadiyyatil Kaamlati Makmalati Ahadyyati”

Abdul Wahab As Sya’rani berkata : Syeikh Abul Hasan Asy Syadzili adalah termasuk diantara mereka (para wali) Beliau banyak menerima dan menyimpan petuah-petuah yang disampaikan oleh Abul Wafa’.

Diantara karyanya adalah kitab “Af Faiqah Liddiniyah”. Kitab ini berisi tatacara untuk memperoleh bermacam-macam ilmu. Kitab ini amat gamblang (jelas) isinya, bahkan karena kehebatannya, tidak ada karya satupun yang dapat menandinginya.

Dijelaskan, Abul Hasan Asy-syadzili termasuk orang yang paling sering berjumpa dengan Rasulullah s.a.w.

pada suatu ketika beliau bertemu dengan Rasulullah s.w.a. beliau mengatakan kepada Rasulullah s.a.w. sesusungguhnya banyak orang mendustakan aku, jika aku menjelaskan kebenaran pertemuanku denganMu. Jawab Rasulullah : demi kemuliaan Allah dan keagungan-Nya, orang yang tidak mempercayaimu, atau mendustakanmu, ia tidak akan mati kecuali dengan cara Yahudi atau nasrani atau majusi.

Lalu beliau berkata : Wahai Rasulullah, allah melipat gandakan 10 shalawat bagi orang yang membaca shalawat atasmu hanya sekali, apakah hal itu terbatas terhadap orang yang menghadirkan hatinya saja?.

Jawab Rasulullah : Bahkan hal itu juga diperuntukkan juga bagi orang yang membaca shalawat atasku meskipun ia melupakan aku, dan Allah memberikan semaksimal gunung, dan para Malaikat ikut mendoakannya dan memohonkan ampunan baginya. Adapun yang menghadirkan hatinya, maka balasannya tidak diketahui kecuali Allah sendiri.
Beliau berkata, Suatu ketika aku membaca : “Muhammadun Basyarun Laa Kalbasyari, Bal Huwa Yaquut Bainal Hajari”

” Muhammad Adalah Manusia tetapi tidak seperti manusia, tetapi dia adalah permata diantara kedua batu”

Malamnya aku bertemu Rasulullah dan berkata padaku ” sesungguhnya Allah telah mengampuni kamu beserta orang yang mengucapkan kalimat ini bersamamu”. Maka beliau dalam suatu majelis membaca kalimat itu, dan ini terjadi sampai beliau wafat.

Beliau berkata : ” akan sampai kepada kita seseorang yang bernama Muhammad pada hari kiamat. Maka Allah berkata padanya : ‘ mengapa kamu tidak malu jika bermaksiat kepada-Ku, sedang namamu menggunakan nama kekasihku (Muhammad), tetapi (meskipun begitu) Aku malu menyiksamau karena namamu menggunakan nama kekasih-ku. Pergilah, masuklah ke surga”.

اللَّهُمَّ بِحَقِ هَذِهِ الأسْرَار قِني الشَرَ وَالأشْرَار وَكُلَّ مَا أنتَ خَالِقَهُ مِن الأكدَار، يَا مَن يَكْلَؤُكُنا بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِبِحَقِ كِلاَءَةِ رَحْمَّانِيتَكَ إكْلأنِيَ وَلاَتَكِلني إلِى غَيرِ إحَاطَتِكَ رَبِّى هَذا ذُلَ سْؤَالي بِبَابِكَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إلاَبِكَ.